Sabtu, 03 Juli 2010

sebuah saduran...

Hati-hati Bawa Hati
Aduh,
susahnya punya hati
letaknya tersembunyi,
tapi geraknya tampak sekali
(he hemm, malu juga diri ini)

Makanya,
lebih baik punya istri
kalau tersenyum ada yang menanggapi
kalau berekspresi ada yang memahami
sikapnya lembut tak bikin keki
kadang malah memuji
"Tuhan tak pernah ingkar janji,
kalau terus menjaga diri,
akan mendapat pendamping yang lurus hati."
Tapi kalau masih sendiri,
hati-hati bawa hati
kalau sibuk mencari perhatian,
kapan kamu mengenal gadis yang bisa menjaga
pandangan?
bagusnya sibuk menyiapkan perbekalan
(maunya sih kutulis memperbaiki iman)
saat-saat tak terbayangkan
Adapun kalau sudah beristri,
jangan lupa mengingatkan
kalau ada yang dilalaikan
tentang perkara yang disyari'atkan
tapi kalau ia memelihara kewajiban
ingat-ingatlah untuk memberi perhatian
jangan menunggu dapat peringatan

Rabu, 30 Juni 2010

berkelit lagi

baru 2 bulan lebih kerja tiba-tiba jenuh datang membayang
mau MD sayang nanti ndak dapat penghasilan lagi
tapi mo gimana lagi ya, karena AKU SUDAH TIDAK MENCINTAIMU lagi wahai pekerjaanku
bagaimana bisa bertahan jika aku udah ILFIL dengan rutinitas ini..

Haaah, entahlah...
jalani saja dulu,,, semoga besok ada jawaban,,,,

Ngantuk...

tidur saja sudah

Senin, 05 April 2010

Yang selalu rela



tak pernah muncul keluh kesah dari bibirnya
slalu senyum yang ia balut dengan wajah cerah
sekalipun tak pernah ia tampakkan rasa enggan dan berat hati
entah kapan saatnya dia menangis...
tak pernah sekalipun ia menitiskan air mata, kecuali disaat dia menyaksikan buah hatinya meraih kebahagiaan

ia rela berdiri untuk sekian lama demi orang yang disayanginya
belahan hatinya yang slalu terlihat membebani langkahnya
ia sanggup menyusuri jalan terjal sendirian...
merentas hari mengacuhkan dirinya sendiri
namun sekali lagi, sedikitpun ia tak pernah mengeluh
semua dilakukan atas cintanya yang begitu dalam...

doanya tiada henti mengalir lewat sujudnya
dan disetap saat dia teringat tiada yang menemaninya makan dirumah


pelukannya selalu hangat
sehangat mentari pagi dengan panas yang menyegarkan

maka sudah selayaknya aku menyebutmu the greatest woman in the world
dan karena pintu surga baru bisa terbuka atas ridhomu...

Rekonsiliasi part two

Siang tadi kembali menegaskan diri
akan sebuah mimpi cita dan mimpi yang sempat terhenti

masih ada seberkas cahaya terang namun lamat lamat meredup
seiring siang yang akan menjemput senja
merona wajah mengungkap semua uneg dibenak

dan akhirnya, tlah terjawab semua yang sekian lama menjadi tanya
Ya hari ini akan terus mencoba tuk memulai langkah baru

sudah lelah juga mentautkan rindu pada purnama
ternyata purnama yang ditunggu membawa kabar biasa saja

tak ada asa disana, hanya sebuah senyum mekar yang akan slalu ada
Ya... akan terus diingat itu semua...
namun ungkapan tadi telah mengendapkan semua
kiranya Yang Maha Kuasalah yang akan menjadi penentu
untuk semua tanda tanya yang ada dihari ini...

akhirnya,,, rekonsiliasi ini berakhir sudah
tinggal menderapkan langkah pada fajar esok hari
yang masih menjawab sabda dari Penguasa Semesta...

Aku akan segera berlalu...

Minggu, 04 April 2010

Resah Tak Terbantahkan



Hanya serpihan elegi kala malam
tungkai kaki yang lemah melangkah
dengan bahu tersandar pada dinding lapuk yang telah termakan usia
Namun selalu ada tuk menyangga

Inikah rentetan lengah yang slalu menghajar diri
akibat dari irama hidup yang selalu diikuti
seperti kapal tak punya navigasi

namun ada cercah keyakinan bahwa delapan purnama mercusuar itu akan tampak
meski saat ini kerlipnya sebatas bintang dilangit
atau mungkin ada rahasia indah disana
tuk memperbaharui dinding yang lapuk
setidaknya melenyapkan gundah
mencerahkan celah celahnya...
hingga dinding tak lagi menanggung beban yang sudah teramat tegap berlari

hanya untuk mereka hingga aku bisa seperti ini
Aku yakin senyum akan terukir dibibir mereka
Orang orang hebat yang selalu ada...

Sabtu, 03 April 2010

Terlahir sebagai Laki - Laki

Bukan laki-laki biasa jika melakukan sesuatu dengan cara yang luar biasa, namun lebih kepada menganggap semua itu adalah hal yang biasa saja bagi seseorang yang terlahir sebagai laki-laki, yang dielu-elukan sebagai pemimpin bangsa, penerus tahta, pewaris utama, pengendali rumah tangga, pucuk pimpinan, harapan besar para orang tua, pembawa misi silsilah, entah apalagi sebutannya. tetap saja ia adalah laki-laki yang dituntut bisa, tidak hanya satu hal namun lebih daripada itu.

Semenjak kecil diajarkan menyadari kodrat, dilatih tahan pada benturan, semua dan segala tantangan,layaknya besi yang ditempa berulangkali sampai menjadi pedang yang tajam, indah dan menyadari fungsinya.
Namun ketika masa menempa apa yang terjadi pada laki-laki? ternyata ia dilepas untuk mencari busur panah yang telah dilepaskan entah oleh orang tua,guru atau leh siapapun yang menempanya untuk "menjadi", benar-benar menjadi. benar-benar ia dilepaska mencari makna kehadirannya dimuka bumi, untuk mendapatkan pengakuan bahwa memang dirinyalah sang terpilih yang mendapat titah dari Sang penguasa segala kekuasaan.
akankah mampu sang laki-laki yang terlahir sebagai laki-laki mempertahankan sebutan gender yang diterimanya.
terlalu naif jika ia menyembunyikan kelemahannya dihadapan makhluk lainnya, sungguh sangat naif. ia mulai memahami perannya, berjuta amanah yang dipikulnya kian hari kian berat selaras usia yang menggerogotinya. ia juga punya hak berkeluh pada Yang Menciptakannya, Yang meniupkan ruh padanya, namun tidak pada makhluk lain. kalaupun ia gundah ia hanya perlu menghimpitnya lewat desah nafasnya pada makhluk lain yang menjadi lawan kodratnya, namun itupun pada saat yang telah di tetapkan,tidak pada makhluk yang lebih lemah darinya.
Memang terdengar angkuh, namun begitulah ia akan bersikap, karena himpitan gundahnya disampaikan dengan bahasanya sebagai laki-laki yang telah dipilih.

Tidak banyak yang ia harapkan, hanya senyum makhluk lain yang telah dilepaskan beban mereka, hanya itu. sungguh sederhana dan tidak muluk-muluk hanya menuntaskan tanggungjawabnya dan pencapaian terakhir hanya untuk menuai ridho Sang penguasa jagat, yang diyakini sebagai sumber dari segala sumber yang ada dialam semesta raya.
Maka, jika itu telah terlaksana, telah berjalan sesuai dengan garis yang ditetapkan,hitam dan putih maka terlahir sebagai laki-laki yang telah tertempa luar dan dalam akan membawanya pada sebuah tempat dimana ia bisa berdiri tegak diatas batu terjal,tebing curam seraya menyentuhkan dahinya ditempat ia berpijak. Hanya sesederhana itu dan tak lebih, itulah yang rumit pada awalnya, hanya itulah impiannya yang menganggap biasa apa yang telah dilewatinya hingga ia memang layak terlahir sebagai laki-laki.


Menunggu Jerih

Langit masih menangis sedari siang Sabtu ini. Rintik dan dingin. Ceking badanku masih hangat di kamar. Sudah lama ingin kubuat tulisan di blog baru kali ini tersampai. Bukan karena gaptek tapi lebih dari kesibukannku menyelesaikan tulisan akhir kuliah. Tapak terakhir di kampus ini hampir selesai. Koreksian terakhir menunggu hasil. Harapan besar orang tuaku menjadi reload energi ampuh untuk tetap bersabar hingga akhir skripsi. Walau bukan tergolong dari kalangan brilian aku tetap menulis dengan perasan otak sendiri. Not good but fine and great work i've been doing for several months. I believe.
Galau kesendirian yang terus menghantuiku kala malam seperti malam ini. Tak ada acara ngapel lagi sejak saat aku sangat membutuhkan seorang wanita disampingku. Sekarang hanya skripsi. Menyelesaikan tanggung jawab sebagai anak kepada ortu saja.