Sabtu, 03 April 2010

Terlahir sebagai Laki - Laki

Bukan laki-laki biasa jika melakukan sesuatu dengan cara yang luar biasa, namun lebih kepada menganggap semua itu adalah hal yang biasa saja bagi seseorang yang terlahir sebagai laki-laki, yang dielu-elukan sebagai pemimpin bangsa, penerus tahta, pewaris utama, pengendali rumah tangga, pucuk pimpinan, harapan besar para orang tua, pembawa misi silsilah, entah apalagi sebutannya. tetap saja ia adalah laki-laki yang dituntut bisa, tidak hanya satu hal namun lebih daripada itu.

Semenjak kecil diajarkan menyadari kodrat, dilatih tahan pada benturan, semua dan segala tantangan,layaknya besi yang ditempa berulangkali sampai menjadi pedang yang tajam, indah dan menyadari fungsinya.
Namun ketika masa menempa apa yang terjadi pada laki-laki? ternyata ia dilepas untuk mencari busur panah yang telah dilepaskan entah oleh orang tua,guru atau leh siapapun yang menempanya untuk "menjadi", benar-benar menjadi. benar-benar ia dilepaska mencari makna kehadirannya dimuka bumi, untuk mendapatkan pengakuan bahwa memang dirinyalah sang terpilih yang mendapat titah dari Sang penguasa segala kekuasaan.
akankah mampu sang laki-laki yang terlahir sebagai laki-laki mempertahankan sebutan gender yang diterimanya.
terlalu naif jika ia menyembunyikan kelemahannya dihadapan makhluk lainnya, sungguh sangat naif. ia mulai memahami perannya, berjuta amanah yang dipikulnya kian hari kian berat selaras usia yang menggerogotinya. ia juga punya hak berkeluh pada Yang Menciptakannya, Yang meniupkan ruh padanya, namun tidak pada makhluk lain. kalaupun ia gundah ia hanya perlu menghimpitnya lewat desah nafasnya pada makhluk lain yang menjadi lawan kodratnya, namun itupun pada saat yang telah di tetapkan,tidak pada makhluk yang lebih lemah darinya.
Memang terdengar angkuh, namun begitulah ia akan bersikap, karena himpitan gundahnya disampaikan dengan bahasanya sebagai laki-laki yang telah dipilih.

Tidak banyak yang ia harapkan, hanya senyum makhluk lain yang telah dilepaskan beban mereka, hanya itu. sungguh sederhana dan tidak muluk-muluk hanya menuntaskan tanggungjawabnya dan pencapaian terakhir hanya untuk menuai ridho Sang penguasa jagat, yang diyakini sebagai sumber dari segala sumber yang ada dialam semesta raya.
Maka, jika itu telah terlaksana, telah berjalan sesuai dengan garis yang ditetapkan,hitam dan putih maka terlahir sebagai laki-laki yang telah tertempa luar dan dalam akan membawanya pada sebuah tempat dimana ia bisa berdiri tegak diatas batu terjal,tebing curam seraya menyentuhkan dahinya ditempat ia berpijak. Hanya sesederhana itu dan tak lebih, itulah yang rumit pada awalnya, hanya itulah impiannya yang menganggap biasa apa yang telah dilewatinya hingga ia memang layak terlahir sebagai laki-laki.


1 komentar: